Tavares Hengkang, Mantan Manajer Khawatir Pemain Ikut Mundur

Makassar,BentengNews.com-Kabar mundurnya pelatih Bernardo Tavares dari kursi pelatih PSM Makassar memicu keprihatinan dari berbagai pihak. Salah satu suara yang sangat peduli terhadap situasi ini adalah Kadir Halid, mantan manajer PSM.

Menurut Kadir Halid, kondisi saat ini menjadi sinyal bahaya jika manajemen klub tidak segera “berbenah” dalam hal pemenuhan hak-hak pelatih dan pemain. Ia menegaskan bahwa meskipun kompetisi tengah berjalan, kewajiban klub terhadap kontrak tidak bisa diabaikan.

 “Kalau hak-hak pelatih tidak terpenuhi, jangan harap tim bisa berprestasi. Lebih parah lagi jika para pemain juga memilih mundur karena hak mereka tidak diselesaikan — itu bisa merusak struktur tim,” kata Kadir Halid dalam pernyataannya kepada bukamatanews.

Ia menekankan bahwa sekaranglah waktu bagi PSM untuk memperbaiki sistem internal: pengelolaan keuangan, komunikasi antara manajemen dan tim pelatih, serta transparansi dalam pemenuhan kewajiban. Jika aspek tersebut tak diperbaiki, Kadir memperingatkan bahwa keretakan internal akan makin nyata.

Mundurnya Bernardo Tavares: Tunggakan Gaji sebagai Pemicu Utama

Kabar pengunduran diri Bernardo Tavares diumumkan melalui akun Instagram pribadinya pada 1 Oktober 2025. Ia menyebut bahwa selama 3,5 tahun menjadi pelatih PSM, terdapat “keterlambatan dan kekurangan pembayaran gaji” yang membuatnya tidak dapat melanjutkan kontrak

Manajemen PSM akhirnya mengakui sebagian persoalan tersebut. Menurut Manajer Tim, Muhammad Nur Fajri, terdapat keterlambatan satu bulan gaji untuk pemain. 

Situasi ini semakin diperparah ketika FIFA menjatuhkan sanksi larangan transfer terhadap PSM selama tiga periode, yang diduga terkait sengketa gaji tersebut. 

Tantangan Berat: Pelatih Baru dan Rebuild Budaya Klub

Dengan kursi pelatih yang kini kosong, PSM tengah dalam fase kritis. Asisten pelatih Ahmad Amiruddin ditunjuk sebagai caretaker sementara sambil klub mencari pengganti permanen.

Kadir Halid berpandangan bahwa pelatih baru harus benar-benar memahami karakteristik PSM, terutama dominasi pemain lokal di skuad. Menurutnya, tak cukup sekadar strategi di atas kertas — pelatih harus mengerti mekanisme latihan yang cocok, mampu membangun kebersamaan, dan peka terhadap dinamika internal tim.

"Masalah pendanaan harus diselesaikan dulu, baru tinggal kebersamaan antara pelatih dan pemain,” tegas Kadir.

Ia juga mengingatkan bahwa keberhasilan tim tidak datang hanya dari taktik atau nama besar pelatih, melainkan dari sistem yang matang, kepercayaan, dan stabilitas finansial.(*)